Nama saya Trisna wati dilahirkan di kota Blitar
sebuah desa kecil yang jarang sekali penduduknya dari keluarga yang sederhana tidak kaya dan
tidak terlalu miskin,bukan keturunan bangsawan maupun keturunan orang
berpangkat saya anak ketiga dari tiga bersaudara.Sejak kecil hidup saya susah
pada usia 4 tahun ayah mulai sakit-sakitan,ibu saya menjadi TKI di luar negeri,
di usia delapan tahun ayah saya meninggal sedangkan ibu menikah lagi , saya
dititipkan di penjual buah, kedua kakak saya pergi merantau mencari kehidupan
masing-masing . saya masih ingat jelas waktu dititipkan di penjual buah saya
dimarahi terus mungkin saya memang nakal tapi namanya juga masih kanak-kanak
masa bahagia disamping orang tua yang penuh perhatian dan kasih saying namun
itu tidak terjadi padaku. Setelah beberapa tahun ibu pulang,mungkin orang
berfikiran menjadi TKI uangnya pasti banyak namun itu semua berbanding terbalik
dengan pemikiran orang-orang ibu berulang kali kerja menjadi TKI namun tidak
pernah berhasil tidak membawa uang banyak seperti tetangga-tetangga yang bisa
membangun rumah,beli motor dan sebagainya. pada saat itu saya kelas lima SD saya
diambil dari penjual buah dan dibawa pulang kembali kerumah,kakak-kakak saya
juga pulang dari perantauan karena itu bertepatan dengan hari raya saya sangat
bersyukur walaupun tidak dibelikan baju baru seperti anak-anak lain namun apa
yang terjadi ? dihari yang fitri dimana orang-orang saling memaafkan
kakak-kakakku terlibat pertengkaran yang hebat dengan ibu sepengetahuanku
mereka bertengkar gara-gara ibu menikah lagi tidak bilang-bilang dan
merahasiakan kematian ayah jelas saja kakak-kakakku marah mereka tidak terima
hingga akhirnya kakakku yang laki-laki minggat dari rumah dia tidak mau kembali
lagi kerumah dan tidak mau bertemu dengan ibu, usia saya masih kecil jadi tidak
tahu harus berbuat apa anak kecil namun sudah dihadapkan dengan konflik yang
seperti itu bingung memilih saudara-saudaraku sendiri atau ibu namun apa daya
saya harus menerima keadaan yang seperti ini . tidak lama kemudian ibu saya
kembali lagi merantau menjadi TKI tinggalah saya sendirian bersama ayah tiri
sempat terbesit rasa takut terhadap beliau dan rasa takut itu menjadi kenyataan
tapi alhamdulilah kehormatan saya tidak sampai hilang, kakak saya langsung
memindahkan sekolah saya di jombang, saya tinggal bersama pakde saya, saya
sangat senang sekali bisa tinggal bersama sanak saudara namun kebahagiaan itu
tidak berlangsung lama kakak saya mendapat masalah yang membuat dia harus pergi
jauh entah kemana pada saat itu saya tidak tahu yang jelas waktu pulang ke
rumah wajahnya sudah babak belur,dia pergi tanpa pamit kepada saya,disitu saya
sangat kebingungan bagaimana dengan sekolah saya sedangkan pakde hidupnya juga
pas-pasan mana mungkin mau membiayai sekolah untuk saya, biaya sekolah ankanya
sendiri saja kewalahan apalagi mau membiayaiku ,saya mulai tirakat puasa
senin-kamis berangkat sekolah naik sepeda ontel yang sangat jelek seringkali
saya diejek teman-teman namun semangat saya untuk terus bersekolah tetap
membara ,syukur alhamdulilah saya termasuk siswa berprestasi disekolah sehingga
sekolah saya bisa gratis,hingga kepala sekolah saya memberikan sepeda yang amat
sangat saya impikan sampai sekarang masih ada, dirumah saya mengasuh anak-anak
kecil lumayan untuk membeli peralatan sekolah. Sesungguhnya tinggal bersama
paman tidak nyaman sekali bagaimana tidak saya di jelek-jelekan, uang yang saya
kumpulin setiap hari di ambil sungguh sengsara sekali tinggal bersama paman.
Saat kelas tiga SMP saya ditawari untuk tinggal bersama guru SMP saya tanpa
berfikir panjang langsung saja saya terima tawaran beliau . awalanya enak
sekali tinggal di rumah guru saya bisa dibilang hidup saya terjamin makan enak
tempat tinggal bersih orangnya baik dan taat beribadah.banyak sekali teman-teman
yang iri kepada saya saat itu karena saya tinggal bersama orang kaya dan saya
menjadi bersih tidak dekil dan hitam lagi.
Pada saat pengumuman kelulusan SMP alhamdulilah
nilai saya memuaskan dan terbaik dikelas,lebih bahagianya lagi saya bisa
melanjutkan ke SMA favorit saya diterima di SMK negeri terkenal di kertosono
biaya masuknya alhamdulilah gratis spp juga gratis karena mendapat BKM(Bantuan
Khusus Murid) di peruntukan bagi siswa yang kurang mampu , seragam sekolah juga
dapat lungsuran dari anak guru saya, jadi bias dibilang guru saya tidak keluar
biaya banyak untuk sekolah saya.Saya berfikir kebahagiaan mulai mendekat kepada
saya namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, ternyata sifat asli guru saya
mulai muncul. Saya makan sehari cuma
sekali maklum mungkin beliau sudah makan
diluar jadi tidak terlalu memperdulikan saya,saya juga makan seadanya bahkan
setiap hari saya cuma makan nasi sama sambal saja tidak memakai lauk apapun
serba salah,mau pakai telur nanti dimarahi “kenapa pakai telur kan ada tempe”mau
goreng tempe “kenapa goreng tempe itu kesukaan bapak pakek telur aja” mau masak
mi “jangan masak mi,,itu nanti buat bapak kalu tidak ada makanan”hahhhhhh
terpakasa makan seadanya sajalah sakit hati juga sebenarnya namun apa daya saya
ini bukan sanak maupun saudara saya hanya orang asing bias dibilang sebagai
pembantunya tanpa bayaran setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah,nyapu ngepel
cuci baju yang amat banyak setrika sampai saya tidak sempat belajar,pernah saya
seterika jam empat sore sampai jam sepuluh malam subhanallah capeknya minta
ampun namun bagaimana lagi ini jalan hidup yang harus saya jalani.
Sesungguhnya saya juga ingin menikmati masa remaja
seperti teman-teman bisa merasakan belaian dari ayah dan ibu merasakan canda
tawa bersama kakak , bisa punya baju yang bagus fasilitas terpenuhi bisa main
kesana-kemari,,,ahhh itu hanya mimpi bagiku dan tak ada satupun yang bisa
kumiliki.
Namun pada suatu ketika pemikiran itu berubah
menjadi hal yang positif,tiap kali saya sendirian saya selalu merenungi
kehidupan saya dan selalu teringat pada perkataan bu.puspita guru saya SMK
walaupun hidup kita susah namun kita harus tetap semangat berjuang untuk
mlanjutkan hidup ini dan jangan pernah takut untuk bermimpi,bermimpi itu gratis
dan tidak ada yang melarang semua orang pasti bisa dan memiliki hak untuk
bermimpi dan benar saja saya buktikan.
Flash back saya akan selalu ingat dan
tidak akan pernah saya lupakan pada saat saya duduk di bangku SMP kelas 2
disaat kakak saya terkena masalah dan terpaksa ke sekolah yang biasanya naik
angkot menjadi naik sepeda yang sangat tidak layak sadelnya selalu copot waktu
saya akan turun dari sepeda dan selalu menjadi bahan tertawaan,,setiap kali
melewati ruang kepala sekolah saya selalu melihat sepeda kepala sekolah saya
dan selalu saya pegang setiap pagi sambil berdo’a ya ALLAH kapan saya bisa memiliki
sepeda ontel sebagus ini dan do’a seperti itu selalu saya ucapkan dipagi hari
sambil mengelus sepeda milik kepala sekolah saya dan tak lama kemudian ada
seleksi pemilihan siswa yatim dan berprestasi untuk mendapatkan sepeda dari
kepala sekolah saya karena beliau akan pensiun jadi sepeda itu di berikan untuk
kenang-kenangan,dari sekian banyak siswa memperebutkan satu sepeda dan
subhanallah ternyata ALLAH mengabulkan do’a saya yang selalu saya panjatkan
disetiap pagi dan sampai sekarang sepeda tersebut saya bawa kesini kuliah di
UNESA.
Dan dari pengalaman masa lalu itulah baru saya
sadari bahwa mimpi saya,keinginan saya dapat saya wujudkan wlaupun hidup saya
penuh cobaan dan selalu jauh dari keluarga.
Naik kelas 3 SMA saya mulai memantabkan hati dan tak
henti-hentinya berdoa agar saya bisa keluar dan bebas dari keluarga guru
saya,saya selalu bermimpi bahwa saya nanti setelah lulus SMA mendapatkan
beasiswa melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi negeri dan saya tanamkan
betul pikiran dan mimpi saya untuk melanjutkan ke UNESA .
Saya selalu menuliskan nama UNESA dimanapun saya
suka,dibuku catatan,di kertas sobekan di bangku sekolah bahkan di sprei tempat
saya tidur saya tulis UNESA awalnya saya sangat bersemangat namun ditengah
perjalanan saya merasa mimpi saya berhenti dan saya tidak berharap untuk
meneruskan menulis mimpi-mimpi saya karena saya dapat omongan” jangan terlalu
berharap masuk ke PTN itu kamu dari SMK pesaingnya banyak,lebih baik kuliah di
UT saja bisa sambil kerja“ serasa minat saya untuk masuk ke UNESA memudar namun
menjelang ujian sekolah semangat saya tumbuh lagi berkat dorongan semangat dari bu.puspita
bu.wati wali kelas saya dan teman-teman saya sya mulai bangkit dan mulai
mengumpulkan informasi tentang beasiswa BIDIKMISI , saya urus semua surat-surat
keterangan sesuai dengan syarat-syaratnya, dalam mengurus surat tersebut banyak
sekali kendala maklum saya sejak kecil tak menentu tempat tinggalnya hingga
saya putuskan saya ikut KK pakde saya daripada ikut KK ibu di blitar
mengurusnya sangat jauh lagipula di rumah blitar juga tidak ada orang setelah
semua berkas saya beres saya kirim berkas-berkas tersebut dan saya masih ingat
jelas waktu itu kami berangkat mengantar berkas berempat bersama teman dari SMK
juga disitu kami lari-lari pontang panting karena surat rekomendasi sekolah
belum jadi dan padahal hari itu juga adalah pengumpulan berkas terakhir kami
sudah berusaha semaksimal mungkin dan akhirnya pukul 7.30 tepat kami langsung
menuju stasiun dan disitu kami hamper ketinggalan kereta subhanallah ALLAH
masih sayang kepada kami,dengan bekal uang duapuluh ribu saja saya berangkat ke
Surabaya sesampainya di kampus UNESA hati saya sangat lega sekali disepanjang
perjalanan ke BAAK saya terus berdo’a ya ALLAH semoga saya dapat diterima di
universitas ini.
Pada tanggal 17 mei 2011 pengumuman kelulusan ujian
sekolah dan syukur alhamdulilah saya lulus dengan nilai memuaskan dan yang
paling saya banggakan nilai UN matematika saya 100 hal yang saya impikan selama
saya bersekolah di SMK dan besoknya tepat tanggal 18 mei 2011 pengumuman SNMPTN
undangan tepat pukul 19.00 saya pergi ke warnet untuk melihat pengumuman dan
seketika saya menangis diwarnet sambil tak henti-hentinya bersyukur menyebut
nama ALLAH saya diterima di UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA jurusan S1 Pendidikan
Teknik Elektro urutan nomor 49 dan mendapatkan beasiswa BIDIKMISI
subhanallah,,lagi-lagi mimpi saya terwujud,ALLAH itu Maha Adil terima kasih ya
ALLAH terima kasih guru-guru SMK yang selalu mendukung dan mendoakan
saya,terimakasih teman-teman saya yang selalu ada disamping saya.
Dan semenjak saya hidup di Surabaya sampai sekarang
alhamdulilah saya bisa merasakan kebahagiaan yang saya impikan,saya bisa pulang
ke Blitar bertemu ibu walaupun kedua kakak saya tidak ada dirumah, setidaknya saya
bisa bertemu dengan ibu walaupun banyak orang yang bilang saya selalu
ditelantarkan ibu,namun saya tidak punya niat balas dendam,saya tidak marah dan
saya tidak skit hati walaupun ibu saya seperti itu terhadap saya,karena saya
yakin surga itu ada di telapak kaki ibu seburuk apapun ibu saya harus
menghormati beliau.
Ayah….seandainya ayah masih hidup betapa bangganya
engkau ayah melihat putrimu tumbuh dewasa dan bisa sekolah hingga perguruan
tinggi,ayah saya ingin sekali memelukmu hingga saya dewasa saya tidak pernah
merasakan belaian dari ayah dan ibu…
Mimpi saya tidak berhenti sampai disini, saya terus
berjuang untuk mengejar cita-cita saya membahagiakan orang tua,mengangkat
derajat orang tua ,saya ingin membuktikan kepada orang-orang yang telah mengejek
dan meremehkan keluarga saya yang hidupnya berantakan saya mampu dan saya pasti
bisa menjadi orang yang suksek dunia maupun akhirat,,amiiinn.
Akan saya teruskan mimpi saya semoga saya lulus
tepat waktu dengan nilai cumlaude bisa mendapatkan beasiswa lagi S2 dan bisa
jadi dosen,,amiin ya ALLAH semoga Engkau kabulkan amiinn ya robbal alamiinn.